met membaca

slamat datang ,slmt membaca bagi yang mw tambah inpormasi

Jumat, 17 Desember 2010

hukum merayakan ulang tahun dalam islam

Perayaan ulang tahun atas kelahiran seseorang atau suatu organisasi tertentu tidak pernah diperintahkan oleh Rasulullah SAW. Karena itu bila dilakukan, tidak bernilai ibadah.
Cukup banyak ulama tidak menyetujui perayaan ulang tahun yang diadakan tiap tahun. Tentu mereka datang dengan dalil dan hujjah yang kuat. Di antara alasan penolakan mereka terhadap perayaan ulang tahun antara lain:
1. Ulang tahun bila sampai menjadi keharusan untuk dirayakan dianggap sebuah bid’ah. Sebab Rasulullah SAW belum pernah memerintahkannya, bahkan meski sekedar mengisyaratkannya pun tidak pernah. Sehingga bila seorang muslim sampai merasa bahwa perayaan hari ulang tahun itu sebagai sebuah kewajiban, masuklah dia dalam kategori pembuat bid’ah.
2. Ulang tahun adalah produk Barat/ non muslim
Selain itu, kita tahu persis bahwa perayaan uang tahun itu diimpor begitu saja dari barat yang nota bene bukan beragama Islam. Sedangkan sebagai muslim, sebenarnya kita punya kedudukan yang jauh lebih tinggi. Bukan pada tempatnya sebagai bangsa muslim, malah mengekor Barat dalam masalah tata kehidupan.
Seolah pola hidup dan kebiasaan orang Barat itu mau tidak mau harus dikerjakan oleh kita yang muslim ini. Kalau sampai demikian, sebenarnya jiwa kita ini sudah terjajah tanpa kita sadari. Buktinya, life style mereka sampai mendarah daging di otak kita, sampai-sampai banyak di antara kita mereka kurang sreg kalau pada hari ulang tahun anaknya tidak merayakannya. Meski hanya sekedar dengan ucapan selamat ulang tahun.
3. Apakah Manfaat Merayakan Ulang Tahun?
Selain itu perlu juga kita renungkan sebagai muslim, apakah tujuan dan manfaat sebenarnya bisa kitadapat dari perayaan ini? Adakah nilai-nilai positif di dalamnya? Ataukah sekedar meneruskan sebuah tradisi yang tidak ada landasannya? Apakah ada di antara tujuan yang ingin dicapai itu sesuatu yang penting dalam hidup ini? Atau sekedar penghamburan uang?
Pertanyaan berikutnya,adakah sesuatu yang menambah iman, ilmu atau amal? Atau menambah manfaat baik pribadi, sosial atau lainnya? Pertanyaan berikutnya dan ini akan menjadi sangat penting, adakah dalam pelaksanaan acara seperti itu maksiat dan dosa yang dilanggar?
Yang terkahir namun tetap penting, bila ternyata semua jawaban di atas positif, dan acara seperti itu menjadi tradisi, apakah tidak akan menimbulkan salah paham pada generasi berikut seolah-olah acara seperti ini ‘harus’ dilakukan? Hal ini seperti yang terjadi pada upacara peringat hari besar Islam baik itu kelahiran, isra` mi`raj dan sebagainya.
Jangan sampai dikemudian hari, lahir generasi yang menganggap perayaan ulang tahun adalah ‘sesuatu’ yang harus terlaksana. Bila memang demikian, bukankah kita telah kehilangan makna?
Kalau menimbang-nimbang pernyataan di atas, ada baiknya kita yang sudah terlanjur merayakan ulang tahun buat anak atau bahkan untuk diri kita sendiri melakukan evaluasi besar.
Sebaliknya, mungkin ada baiknya pemikiran yang disampaikan oleh Dr. Yusuf Al-Qradawi tentang ulang tahun untuk anak. Misalnya, pada saat anak itu berusia 7 tahun, tidak ada salahnya kita ajak dia untuk menyampaikan pesan-pesan dalam acara khusus tentang keadaannya yang kini menginjak usia 7 tahun. Di mana Rasulullah SAW telah memerintahkan kepada para orang tua untuk menyuruh anaknya shalat di usia itu.
Bolehlah dibuat acara khusus untuk penyampaian pesan ini, agar terasa ada kesan tertentu di dalam diri si anak. Bahwa sejak hari itu, dirinya telah mendapatkan sebuah tugas resmi, yaitu diperintahkan untuk shalat.
Nanti di usia 10 tahun, hal yang sama boleh dilakukan lagi, yaitu sebagaimana perintah Rasulullah SAW untuk menambah atau menguatkan lagi perintah shalat. Kali ini dengan ancaman pukulan bila masih saja malas melakukan shalat. Bolehlah diadakan suatu acara khusus di mana inti acaranya menetapkan bahwa si anak hari ini sudah berusia 10 tahun, di mana Rasulullah SAW membolehkan orang tua memukul anaknya bila tidak mau shalat.
Kira-kira usia 15 tahun lebih kurangnya, ketika anak pertama kali baligh, boleh juga diadakan acara lagi. Kali ini orang tua menegaskan bahwa anak sudah termasuk mukallaf, sehingga semua hitungan amalnya baik dan buruk sejak hari itu akan mulai dicatat. Bolehlah pada hari itu orang tua membuat acara khusus yang intinya menyampaikan pesan-pesan ini.
Jadi bukan tiap tahun bikin pesta undang teman-teman, lalu tiup lilin, potong kue, bernyanyi-nyanyi, memberi kado. Pola seperti ini sama sekali tidak diajarkan di dalam agama kita dan cenderung tidak ada manfaatnya, bahkan kalau mau jujur, justru merupakan cerminan dari sebuah mentalitas bangsa terjajah yang rela mengekor pada tradisi bangsa lain.
Bukankah Islam itu tinggi dan tidak ada yang lebih tinggi dari padanya? Lalu mengapa kita bangsa Islam ini harus mengekor pada tradisi bangsa lain yang jauh lebih rendah?
Mungkin jawabannya yang paling jujur adalah…istafti qalbak….
Mintalah fawa kepada hati nuranimu…

Jumat, 03 Desember 2010

asian artist

Koutaro Koizumi

Koutaro Koizumi






Full Name: Koutaro Koizumi
Date of Birth: 10 July 1978
Birth place: Yokosuka (Kanegawa), Japan
Height: 177 cm
Weight: 68 kg
Blood Group: AB
Interesting fact: Children from Prime Minister Junichiro Koizumi
Filmografi:

Nurseman (serial-2001)
First Time / Hatsu Taiken (serial-2002)
Home and Away (serial-2002)
My Madonna / Boku dake no Madonna (serial-2003)
FRANCO Ari, Onna Bengoshi Oka Norie (serial-2004)
Yoshitsune (serial-2005)
Slow Dance (serial-2005)


Full Name: Koike Teppei
Date of birth: 5 January 1986
Birth place: Osaka, Japan
Height: 167 cm
Weight: 54 kg
Blood Group: B
Official Site: www.teppeifc.com/
Affiliates: WaT (with Eiji Wentz)
Management: Every Green Entertainment
Filmografi:
2002 Tentai Kansoku (serial)
2003 Anata no Jinsei Ohakobishimasu (serial)
Okaasan to Isshou (serial)
Yankee Bokou is Kaeru (serial)
2004 Division 1 (serial)
Water Boys 2 (serial)
2005 Taga Tameni
Gokusen 2 (serial)
Dragon Sakura (serial)
Oniyome Nikki (serial)
2006 Lovely Complex
My Favorite Girl
Iryu (serial)

Kingone


Name : Kingone
Real Name : Wang Chuan Yi
Birth Date : 5 May 1980
Height : 180 cm
Weight : 71 kg
Blood : O
Filmografy :
2004 Mars (serial)
2005 Starry Night (serial)
Devil Beside You (serial)
Baseball Love Affair (serial)
2006 My Son is a Mob Boss (serial)
Silence (serial)
Goku Dou High School (serial)
2007 Chu Liu Xiang (serial)
Exchange Love (serial)
2008 Wish to See You Again/Zhe Li Fa Xian Ai(serial)

Kimura Takuya


Kimura Takuya


Name : Kimura Takuya
Nick : Kimutaku
Birth date : 13 November 1972
Place of Birth : Tokyo, Japan
Height : 176 cm
Weight : 57 kg
Blood : O
Status : Married with Kudo Shizuka and 2 daughters
Sundry : Presenter with Friends in SMAP
Interesting fact : learn Guitar by himself, and hair stylist licenced becouse of Beautiful Life
Afilliate : SMAP
Agency : Johnny's Entertainment


Filmografy :

1990 Otouto (serial)
1992 Who stole My Heart/Sono Toki, Heart wa Nusumareta (miniseri)
1993 Airplane Brothers/Hajimete no Natsu
The Dancing Girl of Izu/Izu no Odorikko (miniseri)
Ordinary People/Asunaro Hakusho (serial)
1994 Shoot
Stay Gold/Wakamono no Subete (serial)
1995 Fly Boys, Fly/Kimi wo Wasurenai
Beyond Your TimeKimi wa Toki no Kanata e (FTV)
Friends in Need/Jinsei wa Jojo da (serial)
1996 Lieutenant Ninzaburo Furuhata (serial)
Long Vacation (serial)
Concerto/Kyousoukyoku (serial)
1997 I Always Keep Control of Myself/Boku ga Boku de Aru Tame ni (miniseri)
Il Hito (serial)
Gift (serial)
Love Generation (serial)
1998 Oda Nobunaga (serial)
A Sleeping Forest/Nemureru Mori (serial)
1999 Konya wa Eigyouchu (FTV)
2000 Beautiful Life (serial)
Food Fight (serial)
2001 Yonimo Kimyona Monogatari BLACK ROOM (serial)
Hero (serial)
Chuushingura 1/47 (serial)
2002 One Million Stars Falling from the Sky/Sora Kara Furu Ichioku no Hoshi (serial)
2003 Good Luck!! (serial)
2004 2046
Pride (serial)
2005 Howl`s Moving Castle/Hauru no Ugoku Shiro
Engine (serial)
2006 Love and Honor/Bushi no Ichibun
Saiyuuki (serial)

Monday, February 16, 2009

Lee Dong-Wook



Lee Dong-Wook

Full Name: Lee Dong-wook
Call Kesayangan: Wookie
Date of Birth: 6 November 1981
Height: 185 cm
Weight Loss: 78 kg
Blood Type: B
Education: University Saejung
Filmography:
2000 School 3 (serial)
Pure Heart in 2001 (serial)
Dreaming A Family (serial)
Drama City "(happier than Heaven)" (serial)
2002 Let's Go (serial)
Honest Living (serial)
Loving You (serial)
2003 Alcohol Land (series)
Wooden Horse Carousel (serial)
2004 Island Village Teacher (serial)
Precious Family (serial)
2005 Hanoi Bride (serial)
My Girl (serial)
2006 Charcoal
2007 strongest Romance
The Man Book 198 Pieces

Selasa, 30 November 2010

hiv

What is HIV?

The Human Immunodeficiency Virus (HIV) is the virus that leads to AIDS. HIV belongs to a subset of retroviruses called lentiviruses (or slow viruses), which means that there is an interval -- sometimes years -- between the initial infection and the onset of symptoms. Upon entering the bloodstream -- through mucous membranes or blood-to-blood contact -- HIV infects the CD4+T cells and begins to replicate rapidly.
Scientists believe that when the virus enters the body, HIV begins to disable the body's immune system by using the body's aggressive immune responses to the virus to infect, replicate and kill immune system cells. Gradual deterioration of immune function and eventual destruction of lymphoid and immunologic organs is central to triggering the immunosuppression that leads to AIDS.

What is AIDS?

Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) is the final stage of HIV infection. The Centers for Disease Control establish the definition of AIDS, which occurs in HIV-infected persons with fewer than 200 CD4+T cells and/or persons with HIV who develop certain opportunistic infections. In 1992, the CDC redefined AIDS to include 26 CDC-defined AIDS indicator illnesses and clinical conditions that affect persons with advanced HIV.

What is a retrovirus?

A retrovirus is any of a group of viruses that contain two single-strand linear RNA molecules per virion, which means it carries its genetic blueprint in the form of ribonucleic acid (RNA) instead of deoxyribonucleic acid (DNA). Additionally, the enzyme reverse transcriptase is employed to copy its genome into the DNA of the host cell's chromosomes. Usually the cellular process involves transcription of DNA into RNA. Reverse transcriptase makes it possible for genetic material to become permanently incorporated into the DNA genome of an infected cell.

What is the distinction between HIV and AIDS?

AIDS is a disease developed by a person living with HIV, which is a viral organism. The term AIDS applies to the most advanced stages of HIV infection. Although an HIV-positive test result does not mean that a person has AIDS, most people will develop AIDS as a result of their HIV infection.
There are four main stages in the progression of an HIV infected person developing AIDS. The period following the initial HIV infection is called the window period. It is called this because this period reflects the window of time between infection with the virus and when HIV antibodies develop in the bloodstream. An HIV test that looks for antibodies taken during this time can result in a false negative, though antibodies usually appear within six months of the initial infection.
Seroconversion refers to the period of time during which your body is busy producing HIV antibodies, trying to protect itself against the virus. This is the period after the initial infection when many people experience flu-like symptoms and swollen lymph nodes � this is a highly infectious stage.
After most people seroconvert, they usually experience a symptom-free period or asymptomatic period. This stage can last anywhere from 6 months to over 10 years, varying from person to person. Although the person with HIV is experiencing no symptoms, the virus is still replicating inside the body and weakening the immune system.
After this period, severe CD4+T cell loss leads to the symptomatic period, in which the body experiences the symptoms associated with HIV. This is the final stage before developing AIDS.

What are CD4+T cells?

CD4+T cells are the immune system's key infection fighters and the entity that allows HIV to enter, attach and infect the body's immune system. The CD4+T cells (also called T4 cells) are disabled and destroyed by the virus, often with no symptoms, causing a significant decrease in the blood levels of T4 cells. In the advanced stages of HIV, the body may have fewer than 200 T4 cells, while a healthy adult's count is 1,000 or more. In this way, the body's immune system is continuously weakened from the moment of infection and the inability of the immune system to fight infection opens the door to opportunistic infections.

What are opportunistic infections?

According to the CDC, AIDS-defining opportunistic illnesses are the major cause of morbidity and mortality among human immunodeficiency virus (HIV)-infected persons. Opportunistic infections are a result of the weakened immune system present in persons with HIV/AIDS. An infection takes the "opportunity" provided by the weakened immune system to cause an illness that is usually controlled by a healthy immune system. These infections are sometimes life-threatening and require medical intervention to prevent or treat serious illnesses. Persons living with advanced HIV infection suffer opportunistic infections of the lungs, brain, eyes and other organs. The 26 CDC-defined AIDS indicator illnesses are opportunistic infections. There are medical treatments that can slow the rate at which the immune system is weakened and early detection offers more options for treatment and preventative care.

How is HIV transmitted?

HIV infection most commonly occurs through sexual contact. However, the virus can also be spread through blood-to-blood contact -- such as sharing needles or blood transfusions involving unscreened blood. Studies have shown that HIV is not transmitted through casual contact such as touching or sharing towels, bedding, utensils, telephones, swimming pools, or toilet seats. Scientists have also found no evidence of transmission through kissing, sweat, tears, urine or feces. It is important to acknowledge that it is not sex that transmits HIV, but certain bodily fluids: blood, semen (including "pre-cum"), vaginal secretions and breast milk. High-risk behaviors that can result in HIV transmission are sharing needles for drugs, tattoos, body piercing, vitamins or steroids with an HIV-infected person and/or engaging in unprotected anal, vaginal or oral sex with a person who is HIV infected. The virus also can be transmitted from an HIV-infected mother to her child through pregnancy, birth or breastfeeding.
It does appear that persons already infected with a sexually transmitted disease are more susceptible to acquiring HIV during sex with an infected partner. Mucous membranes, a weak point in the skin, include the lips, mouth, vagina, vulva, penis or rectum. Because mucous membranes are porous and viruses and other pathogens are able to pass through, these areas are rich in immune cells. When a person already has a sexually transmitted disease, sex organs may be flooded with CD4+T cells, making it much easier for HIV to infect.
The only way to determine HIV infection is to be tested for the virus. It is not unusual for HIV-infected persons to experience symptoms years after the initial infection; some may be symptom free for over 10 years. However, during the asymptomatic period, the virus is actively multiplying and destroying cells in the immune system, weakening the body's ability to fight infection. The effect is most keenly observed in the decline of the immune system's key infection fighters in the blood, the CD4+T cells. There are medical treatments that can reduce the rate at which HIV disables the immune system; early detection offers more options for treatment and preventative care. As a matter of safety, people who engage in high-risk behaviors -- such as intravenous drug use or having unprotected sex with multiple partners -- should be tested regularly.

How can I lower my risk of HIV infection?

Practicing safe sex and avoiding high-risk behaviors are the keys to protecting yourself from HIV. This begins with understanding that there is a risk of transmission any time infected blood, semen, vaginal secretions or breast milk are exchanged. By limiting the possibility of these fluids entering your bloodstream, you are lowering the possibility of HIV infection. You can achieve this by limiting the number of people you have sex with, never sharing needles with anyone at any time and avoiding the use of alcohol or drugs before having sex. Drugs and alcohol may influence your decision and may reduce your ability to practice safer sex.
Safe sex involves using a latex condom or latex square (dental dam) for sexual activities -- when used properly, latex is an effective barrier against the spread of HIV. In addition, the use of lubricants should be limited to water-based only, as oil-based lubricants can break down latex condoms within seconds of use.

Where can I get tested?

There are a number of resources available in determining where and how to get tested. There are two ways to get tested for HIV -- you can visit a place that provides HIV testing such as a local health department, your family doctor, a hospital or an HIV testing center, or you can purchase a home test kit. However, the FDA currently approves only the Home Access brand test kit.
In order to find a testing center near you, visit www.aids.org or call the CDC National AIDS Hotline at (800) 342-2437 (English), (800) 243-7889 (Spanish) or (800) 243-7889 (TTY). In addition, regional and national AIDS service and support organizations can assist you in locating a testing center.

What are the symptoms of HIV?

The only way to determine HIV infection is to be tested, as symptoms and latent periods vary from person to person. It is common during the first two to four weeks of infection that people experience flu-like symptoms and enlarged lymph nodes. This is because the virus migrates to various organs in the body, particularly the lymphoid organs. During this stage people are highly infectious and HIV is present in large quantities in genital secretions.
According to the Centers for Disease Control and Prevention, the following are symptoms that may be warning signs of HIV infections:
  • Rapid weight loss
  • Dry cough
  • Recurring fever or profuse night sweats
  • Profound and unexplained fatigue
  • Swollen lymph glands in the armpits, groin or neck
  • Diarrhea that lasts for more than a week
  • White spots or unusual blemishes on the tongue, in the mouth or in the throat
  • Pneumonia
  • Red, brown, pink or purplish blotches on or under the skin or inside the mouth, nose or eyelids
  • Memory loss, depression and other neurological disorders
Remember that the only way to determine HIV infection is to be tested for the virus. No one should assume they are HIV positive or negative based on the presence or absence of any of the above symptoms. Each symptom can be related to other illnesses; similarly, other symptoms or the absence of symptoms cannot assure that someone is HIV negative. To be certain, get tested.

I just found out I am HIV positive -- what should I do?

The most effective weapon you have against HIV is knowledge -- understanding how the virus progresses and operates, learning how to monitor your health and staying informed of your treatment options. An important step is finding a doctor that specializes in HIV treatment. There are a number of resources available to you; you can ask your family doctor, request information from a government agency (such as your local department of health), or contact a regional or national HIV/AIDS service organization.
Your doctor can be a good source of information, but you should be proactive in staying up to date on drug therapies and treatment options. Don't be afraid to ask questions and discuss treatment strategies with your physician-- this is an important step in taking charge of your own health.
Equally as important is emotional support -- from friends, family or a group. There are a number of HIV/AIDS support groups, both locally and nationally, which can offer assistance in dealing with the many new aspects of life after you have tested positive. An opportunity to interact with people who are going through or have been through a similar experience is invaluable.
Many people continue to live healthy, happy lives more than 10 years after testing positive for HIV. The bottom line is that testing positive for HIV is not a death sentence. Treating your body well, following your doctor's instructions and maintaining good mental health are simple steps you can take to manage your health. Different things work for different people -- find out what works for you and do it

How you can help

Most of the organizations listed in our Web Guide depend a great deal on the support of volunteers and donations to continue the fight against HIV/AIDS. You can make a difference by giving either your time or your money to an HIV/AIDS service, research or support organization. To contact any of these organizations please visit their Web site -- you can help make a difference in the fight against HIV/AIDS.

Jumat, 19 November 2010

tujuan hidup

ada 5 hal yg menghambt tujuan hidup;                                                                                                          1. Keyakinan yang Membatasi
Banyak orang hanya memimpikan apa yang ingin mereka miliki. Namun ketika harus membuat komitmen untuk membuat rencana dan target yang spesifik, mereka tidak peduli. Sering berkata: “Tidak mungkin” atau “Itu sulit” atau mereka tidak mau bertindak/action. Sesungguhnya itu hanyalah keyakinan dan perasaan yang menghambat saja yang jika kita tidak menghilangkannya maka kita tidak akan pernah berani merancang tujuan/goal hidup yang lebih baik.
2. Tidak Tahu Apa yang Diinginkan
Banyak orang yang tidak tahu apa yang mereka inginkan. Tetapi yang terjadi sebenarnya adalah kebanyakan orang yang tidak berani untuk bermimpi. Kita perlu belajar bagaimana membuka imajinasi kita dan menghidupkan pikiran kreatif kita menjadi bebas…bebas dari ketakutan dan larangan-larangan sehingga kita dapat bermimpi dengan jelas dan menjalani hidup sesuai dengan yang kita inginkan.
3. Takut Gagal
Ketakutan terhadap kegagalan, penolakan, dan rasa malu adalah hal-hal yang menghantui kebanyakan orang untuk mulai bertindak/action. Satu-satunya orang yang dapat mengatakan kepada kita bahwa kita gagal adalah diri kita sendiri.
Orang-orang sukses mendefinikan kegagalan secara berbeda. Kegagalan bagi mereka merupakan umpan balik untuk memperbaiki lagi tindakannya. Mereka merasa gagal jika mereka menyerah. Selama mereka masih terus berusaha dan tidak menyerah, berarti mereka belum gagal!
4. Ketergantungan pada Hidup yang Mudah
Kebanyakan orang cenderung menghindari resiko karena mereka sudah ketagihan menjalani hidup yang mudah, hidup yang nyaman dan mereka takut kehilangan itu. Tidak ada jalan pintas untuk kesuksesan di bidang apa pun. Kita mesti mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik, dengan semangat pengorbanan dan kita akan mendapatkan imbalannya.

5. Pernah Gagal Mencapai Tujuan yang Dibuat,                                                                                            
Banyak orang telah menetapkan tujuan hidup, namun tidak berhasil mencapainya sehingga akhirnya mereka menyerah. Sebenarnya bukan tujuannya yang tidak sesuai, tetapi kita yang belum sesuai melakukan tindakan seperti seharusnya.
kehidupan di alam dunia ini sesungguhnya adalah awal kehidupan bagi manusia. Dan awal kehidupan ini sangat penting, karena bukankah awal yang baik akan membuahkan hasil akhir yang baik pula?tujuan hidup manusia di dunia ini, pada hakikatnya adalah untuk mencari atau mengumpulkan bekal sebanyak-banyaknya bagi kehidupan akhirat. Tingkat manusia di akhirat nanti, akan ditentukan oleh sedikit banyaknya bekal yang dibawa dari dunia. Semakin banyak bekalnya, maka akan semakin tinggi pula tingkat kemuliaannya. Apakah yang dimaksud dengan bekal itu? Jika untuk mencapai kedudukan tinggi di masyarakat kita harus berbekal pendidikan yang cukup, maka untuk mencapai kedudukan tinggi di akhirat nanti, yang kita perlukan adalah pahala.

Dengan demikian dapatlah dikatakan, kehidupan di alam dunia ini adalah arena untuk mengumpulkan pahala bagi kehidupan akhirat. Semakin banyak pahala yang berhasil kita raih, maka semakin tinggi pula tingkat kita kelak.

Abdullah bin Abbas berkata:

“Sesungguhnya Allah Ta’ala menjadikan dunia terdiri atas tiga bagian; sebagian bagi mukminin, sebagian bagi orang munafik, sebagian bagi orang kafir. Maka orang mukmin menyiapkan perbekalan, orang munafik menjadikannya perhiasan dan orang kafir menjadikannya tempat bersenang-senang.”

Selasa, 09 November 2010

islam mengajarkan seni yang indah



Seringkali kita mendengar pendapat yang mengatakan kesenian tidak ada kaitan dengan agama Islam malah mengharamkannya secara mutlak. Mereka menyeru ke arah kehidupan yang mengharamkan senyuman di mulut, kegembiraan di hati, menegah perhiasan dan perasaan cinta kepada keindahan dalam apa jua bentuk.Pada hal perkara ini tidak mempunyai asas daripada agama.Mereka beranggapan seni merupakan urusan luar dari Islam. Sebenarnya mereka yang menerima pendapat sedemikian bererti menentang atau menafikan sifat tabi’i alam dan fitrah diri manusia sendiri yang mana perasaan seni yang tumbuh dalam diri manusia merupakan anugerah tabi’i dari Allah yang amat berharga.

Pada diri insan Allah kurniakan jiwa, akal dan indera yang tiap-tiap satu berfungsi dan memerlukan tuntutan –tuntutan yang prrlu dipenuhi bagi kesempurnaan keinsanannnya. Jiwa menuntut kerohanian, akal menuntut keilmuan dan indera menuntut kesenian. Sedang tiap-tiap bidang pula tidak berdiri sendiri-sendiri tetapi bersatu pada puncaknya di lautan intelek dan falsafah mencari kebenaran.
 
Agama Islam mengharuskan perasaan cinta kepada kesenian dan keindahan. Allah sentiasa menyeru manusia supaya memerhati keindahan yang terdapat dalam alam ini. Tamadun Islam telah menghidupkan pelbagai jenis seni dan seni-seni ini telah berkembang dalam tamadun Islam sehingga menjadi tamadun Islam sebagai sebuah tamadun yang unik dan berbeza dengan tamadun-tamadun lain. Al-Quran menceritakan keindahan langit (Qaf, ayat 6), keindahan bumi yang terbentang luas (Qaf, ayat 7), keindahan kejadian haiwan ( al-Nahli, ayat 6), keindahan ciptaan manusia (al-Taghabun, ayat 3 dan al-Infitar, ayat 7-8)

Islam adalah agama yang berdasarkan realiti kehidupan. Ia memainkan peranan penting dalam kehidupan manusia keseluruhannya sama ada aspek rohani, jasmani, pemikiran ataupun perasaan. Islam menuntut agar unsur-unsur ini dilaksanakan secara keseluruhan dalam skop yang sederhana yang dibenarkan oleh agama iaitu tidak telalu boros dan melampau dan tidak pula kikir dan sempit.

Seni adalah sebahagian daripada kebudayaan. Din al-Islam meliputi agama kebudayaan, maka dengan sendirinya kesenian merupakan sebahagian din al-Islam. Ia juga diturunkan untuk menjawab fitrah, naluri atau keperluan asasi manusia yang mengarah kepada keselamatan dan kesenangan.

Firman Allah yang bermaksud : “ Wahai anak-anak Adam, pakailah perhiasan kamu keika waktu sembahyang. Makanlah dan minumlah dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak mengasihi orang yang berlebih-lebihan. Katakanlah “ siapakah yang mengharamkan perhiasan Allah yang dikeluarkanNya untuk hamba-hambaNya dan rezeki yang baik.” (al-A’raf, ayat 31-32)

Perhiasan Allah menggambarkan unsur-unsur keindahan yang disediakan oleh Allah kepada hamba-hambanya di samping unsur-unsur manfaat yang terdapat pada makanan yang baik.

Keindahan itu sebahagian dari seni. Ini bermakna Islam tidak menolak kesenian. Al-Quran sendiri menerima kesenian manusia kepada keindahan dan kesenian sebagai salah satu fitrah manusia semulajadi anugerah Allah kepada manusia.Seni membawa makna halus, indah dan permai. Dari segi istilah, seni adalah sesuatu yang halus dan indah lagi menyenangkan hati serta perasaan manusia, tidak kira sama ada ia ciptaan Allah ataupun yang dihasilkan oleh fikiran, kemahiran, imaginasi dan perbuatan manusia. Dalam pengertian yang lebih padu seni adalah nilai halus, indah, baik, berguna dan bermanfaat kepada manusia.

Menurut buku The Hutchincon Encyclopedia, 1977 Edition, seni secara umumnya bermaksud semua proses dan produk kemahiran manusia, imiginasi dan ciptaan iaitu sesuatu yang berlawanan dengan sifat semulajadinya. Di dalam penggunaan semasa, seni didefinisikan sebagai sesuatu kriteria yang estetika dan ia meliputi kesusasteraan, muzik, drama, lukisan dan ukiran. Dalam Kamus Dewan ia bermaksud sesuatu karya sama ada sajak, muzik yang diciptakan dengan bakat kecekapan ataupun hasil daripada sesautu ciptaan.Herbert Read di dalam bukunya The Meaning of Art mengatakan seni sebagai percubaan untuk mencipta sesuatu yang menyenangkan hati kerana perasaan yang menyenangkan hati itu merupakan perasaan yang mengalami keindahan. Oleh itu, sesuatu objek yang diciptakan untuk menimbulkan keindahan bukan sahaja bertujuan untuk digunakan tetapi ia bertujuan supaya keindahan itu dapat melahirkan rasa dihargai, mengembirakan dan menyenangkan hati.

Drs Sidi Gazalba dalam bukunya Pandangan Islam tentang Seni menjelaskan bahawa seni adalah sebahagian daripada kebudayaan yang dicetuskan oleh sesuatu kelompok manusia kerana setiap kelompok masyarakat mempunyai fitrah semulajadi yang cinta kepada seni yang menyenangkan hati melalui pancaindera yang lima. Oleh itu, manusia dikatakan sebagai makhluk seni yang cinta kepada sesuatu yang selamat, memuaskan dan memberi kepuasaan hati melalui pancaindera rasa. Islam telah menyediakan asas-asas yang kukuh dalam kelahiran seni yang bernilai keislaman terutama dari segi jiwa yang menyuluh ke arah seni tertinggi. Seni di dalam Islam merupakan persoalan mendatang, tumbuh dan berkembang subur bersama perkembangan budaya menerusi ruang zamannya selepas melalui siri pembentukan. Penyesuaian dan penghalusan yang selaras dengan nilai Islam.

Kesenangan dan kepuasaan merupakan salah satu daripada tuntutan naluri manusia. Kesenangan dan keindahan dapat dilahirkan ke alam kenyataan melalui bentuk-bentuk tertentu sama ada artifak-artifak yang berbentuk seni bina, seni hias, seni bunyi, seni kaligrafi, seni sastera dan lain-lain. Kesenian bukanlah sesuatu yang mati, tetapi ia merupakan sesuatu benda yang hidup dan bernafas dengan mekarnya, rasa yang tumbuh dalam sanubari manusia dari satu masa ke semasa. Melihat keindahan sebagai sesuatu yang menyenang, menyeronok dan menghibur adalah didasarkan pada tanggapam lahir di bawah martabat nafsu yang rendah sifatnya. Manakala yang melihatnya dari sudut hakikat yang filosofik dan metafizik maka ia sebagai realiti yang mutlak. Tahap ini bukan melihat keindahan bukan semata-mata melalui keindahan mata dan pengalaman indera lahir tertapi melalui mata batin, iaitu melalui akal dan jiwa yang dapat menikmati keindahan yang hakiki. Tanggapan ini adalah saluran yang boleh membawa kepada hidayah Allah mengenali bahawa keindahan itu adalah realiti sifat Allah yang hakiki. Di dalam hal ini, Imam al-Ghazali dalam Kimya al-Sa’adah menjelaskan bahawa keindahan itu terbahagi kepada keindahan lahir yang bersifat inderawi yang dapat dialami bukan saja oleh anak-anak bahkan binatang dan keindahan batin yang hanya dapat ditanggapi oleh mata hati dan cahaya jiwa. Keindahan seni dari sudut ini bukan semata-mata memberi kepuasan inderawi tetapi merupakan salah satu wasilah untuk mendekatkan diri kepada Allah. Sesungguhnya keindahan alam adalah nisbi dan manifestasi Allah yang bersifat Abadi. Jika keindahan alam yang bersifat sementara itu dikagumi, maka keindahan yang Abadi itu seharusnyalah berlebih-lebih lagi.

Hadith nabi yang bermaksud: “ Sesungguhnya Allah itu Maha Indah dan Dia suka kepada keindahan.” (riwayat Muslim dalam kitab al-Iman)

Konsep kesenian mengikut perspektif Islam ialah membimbing manusia ke arah konsep tauhid dan pengabdian diri kepada Allah. Seni dibentuk untuk melahirkan manusia yang benar-benar baik dan beradab. Motif seni bermatlamatkan kebaikan dan berakhlak. Selain itu, seni juga seharusnya lahir dari satu proses pendidikan bersifat positif dan tidak lari dari batas-batas syariat. Seni Islam ialah seni yang bertitik tolak dari akidah Islam dan berpegang kepada doktrin tauhid iaitu pengesaan Allah dan seterusnya direalisasikan dalam karya-karya seni. Ia tidak bercanggahan dengan akidah, syarak dan akhlak. Perbezaan di antara seni Islam dengan seni yang lain ialah niat atau tujuan dan nilai akhlak yang terkandung di dalam sesuatu hasil seni itu. Ini berbeza dengan keseniaan barat yang sering mengenepikan persoalan akhlak dan kebenaran. Tujuan seni Islam ialah untuk Allah kerana ia memberi kesejahteraan kepada manusia. Dengan ini, seni Islam bukanlah seni untuk seni dan bukan seni untuk sesuatu tetapi sekiranya pembentukan seni itu untuk tujuan kemasyarakatan yang mulia, itu adalah bersesuaian dengan seni Islam. Kesenian Islam dicetuskan dengan niat untuk mendapat keredaan Allah sedangkan kesenian yang tidak berbentuk Islam diciptakan untuk tujuan takbur, riak, menaikkan nafsu syahwat, merosakkan nilai syarak dan akhlak. Karya seni dikehendaki mengandungi nilai-nilai murni yang melambangkan akhlak, atau paling tidak bersifat neutral iaitu bebas daripada sifat negatif. Jika sekiranya terdapat nilai-nilai negatif walaupun yang menciptakannya itu beragama Islam, maka ia terkeluar daripada kategori seni Islam.

Lois Lamya al-Faruqi mengatakan bahawa kesenian Islam itu bukanlah terhad kepada ciptaan atau bangunan yang berunsurkan keagamaan semata-mata. Kesenian juga meliputi semua hasil ciptaan yang dihasilkan melalui kemahiran dan mempunyai nilai estetika dan menyampaikan perutusan Islam tidak mengira sama ada digunakan untuk tujuan keagamaan atau tidak. Oleh itu, peranan seni yang paling penting bagi masyarakat Islam terletak pada kebolehannya memperkuatkan tauhid di kalangan ummah. Maka segala bentuk seni dan hiburan serta riadah hendaklah tunduk kepada ajaran tauhid sepertimana aspek kehidupan yang lain. Dengan pengertian yang padu seni yang Islamik adalah seni yang mengungkapkan sikap pengabdian kepada Allah. Kesenian menurut pandangan Islam ialah kesenian yang terpancar dari nilai tauhid, syariat dan akhlaknya, Kesenian Islam tidak dikatakan seni dan indah jika terkandung di dalamnya unsur-unsur yang bercanggah dengan nilai-nilai keislaman.

Seni Islam mestilah mempunyai hubungan dengan pandangan wahyu Islam yang mempengaruhi seni secara langsung dan seluruh seni Islam umumnya. Seni Islam terpancar daripada wahyu Allah iaitu al-Quran dan hadith nabi. Ia bererti bahawa seni harus berada di bawah lingkungan dan peraturan wahyuNya. Tanpa kedua-duanya maka ia bukanlah kesenian Islam. Seni Islam bukan sahaja diciptakan oleh orang-orang Islam tetapi kerana ia berlandaskan wahyu ilahi. Sehubungan dengan itu, Sayyid Qutb menjelaskan bahawa Islam tidak anti seni. Ia telah meletakkan, menambahkan dan menyempurnakan aprisiasi dan nilai-nilainya, guna terciptanya aprisiasi dan nilai-nilai baru yang berdaya mampu menambahkan rasa seni yang kreatif membentuk kesenian Islam.


Yang paling menonjol di bidang seni sastra adalah syair, prosa, kisah dan lainnya dari seluruh jenis seni sastra, karena Rasulullah SAW sendiri pernah mendengar syair dan menaruh perhatian padanya. Di antaranya adalah qasidah Ka'ab bin Zuhair yang terkenal dengan judul "Baanat Su'aadu," yang di dalamnya terdapat "GhazaI." Dan qasidahnya Nabighah Al Ja'di. Beliau berdoa untuknya dan mempergunakan syair tersebut untuk berkhidmah pada dakwah dan membelanya. Sebagaimana beliau juga pernah mempergunakan sebuah syair sebagai dalil, dalam sabdanya, "Perkataan yang paling benar diucapkan oleh penyair adalah perkataan Lubaid":
"Ingatlah !, bahwa segala sesuatu selain Allah itu bathil." (HR. Muttafaqun 'Alaih)
Para sahabat Rasulullah SAW juga berdalil dengan mempergunakan syair, dan dengan syair pula mereka juga menafsirkan makna Al Qur'an. Bahkan di antara mereka ada yang pakar di bidang syair ini. Sebagaimana diceritakan dari Ali ra, bahwa ada sejumlah imam sahabat yang pakar di bidang syair.
Sebagian besar para imam adalah penyair, seperti Abdullah bin Mubarak, Imam Muhammad bin Idris Asy-Syafi'i dan yang lainnya. Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya di antara sebagian bayan adalah sangat menarik." (HR. Malik, Ahmad dan Bukhari)
"Sesungguhnya di antara bayan itu menarik, dan sesungguhnnya di antara syair adalah bernilai hikmah." (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
Yang dimaksud oleh hadits tersebut adalah bahwa sesungguhnya di sana ada sebagian syair yang tidak termasuk hikmah, bahkan berlawanan dengan hikmah. Seperti syair orang yang memuji kebathilan dan kebanggaan yang palsu, sindiran yang memusuhi dan ghazal (bermesraan) yang vulgar dan yang lainnya dari syair-syair yang tidak sesuai dengan norma-norma akhlaq dan nilai-nilai kemuliaan.
Karena itu Al Qur'an mencela para penyair yang tidak bermoral yang sama sekali tidak mengenal akhlaq. Hal itu dijelaskan dalam firman Allah SWT
"Dan penyair-penyair itu diikuti oleh orang-orang yang sesat. Tidakkah kamu melihat bahwasannya mereka mengembara di tiap-tiap lembah, dan bahwasanya mereka suka mengatakan apa yang mereka sendiri tidak mengerjakannya ? Kecuali orang-orang (penyair-penyair) yang beriman dan beramal shaleh dan banyak meryebut Allah dan mendapat kemenangan sesudah menderita kezhaliman. Dan orang-orang yang zhalim itu keluar akan mengetahui ke tempat mana mereka akan kembali." (Asy Syu'ara': 224-227)
Sya'ir dan sastra secara umum atau lebih umum lagi seni, mempunyai tujuan dan fungsi, yang keberadaannya tidak sia-sia. Yakni sya'ir dan sastra serta seni yang mempunyai komitmen terhadap nilai-nilai kebenaran.
Adapun perubahan-perubahan yang muncul dalam dunia syair dan sastra pada umumnya, maka tidak mengapa terjadi percobaan dan perkembangan dan saling mengambil dari selain kita selama itu masih sesuai dengan keyakinan yang kita pegang. Yang penting adalah tujuannya, dan isi serta fungsinya.
Bangsa Arab dahulu ahli dalam menciptakan syair-syair seperti "Al Muwasy-syahaat" dan jenis lainnya. Oleh karena itu tidak mengapa kita menerima adanya perubahan-perubahan baru di bidang syair (puisi) modern.
Demikian juga bangsa Arab dahulu pada masa-masa keislaman telah membuat berbagai bentuk karya sastra seperti "Maqamaut" dan kisah-kisah fiksi seperti "Risaalatul Ghufran" dan "Seribu Satu Malam." Mereka juga menerjemahkan karya orang lain seperti "Kalilah dan Daminah" dan dari kalangan Mutaakhiruun telah mengarang Malaahim Sya'ibiyah, seperti kisah "Antarah" dan sirah Bani Hilal dan yang lainnya.
Pada masa kita sekarang ini kita bisa memperbarui kembali syair-syair itu dan kita ambil dari selain kita selama itu bermanfaat untuk kita, seperti sandiwara, cerita dan kisah atau cerpen.
Yang ingin saya tekankan di sini adalah pentingnya kita berpegang teguh pada bahasa Arab fushah (yang fasih) dan berhati-hati dari berbagai upaya jahat yang menghibur kita dengan berbagai dialek bahasa pasaran yang beraneka ragam pada bangsa Arab. Karena itu bertujuan untuk dapat menjauhkan ummat Islam dari Al Qur'an dan As-Sunnah, sebagaimana juga dapat memecah belah dan mengkotak-kotakan secara teritorial yang itu sangat diinginkan oleh kekuatan-kekuatan yang bermusuhan dengan Arab dan Islam.
Bahasa fushah adalah bahasa yang mudah difahami oleh khalayak umum, bahasa mass media, koran, radio, televisi dan bahasa sehari-hari.
Sebagaimana juga, bahasa fushah adalah bahasa yang mendekatkan antara orang-orang Arab dengan ummat Islam yang lainnya, yang sedang belajar bahasa Arab. Karena mereka tidak mempelajari bahasa Arab kecuali yang fasih, dan tidak bisa memahami kecuali dengan bahasa fasih.
Telah disampaikan kepada saya dalam berbagai kesempatan beberapa pertanyaan seputar masalah seni Islam seperti sandiwara dan kisah, di mana seorang penyusun skenario itu menampilkan berbagai aktor atau adegan yang bukan sebenarnya, apakah ini termasuk bohong yang diharamkan menurut syari'at?
Jawaban saya adalah, "Sesungguhnya itu tidak termasuk bohong yang dilarang, karena para pendengar mengenal dengan baik dan tahu betul bahwa maksudnya bukan memberitahu para pembaca, pendengar atau pemirsa kalau peristiwa itu benar-benar terjadi. Itu semua mirip dengan kata-kata atau suara yang ada pada burung dan hewan. Dia merupakan bentuk seni dan seakan pengucapan binatang yang diperankan oleh manusia. Sebagaimana Al Qur'an menceritakan bicaranya semut atau burung Hud-hud di hadapan Sulaiman AS, tentu keduanya tidak berbicara dengan bahasa Arab fasih seperti Al Qur'an, akan tetapi Al Qur'an menerjemahkan apa yang diucapkan oleh keduanya pada saat itu."

Tionghoa merupakan suku yang telah banyak memperkaya kebudayaan Nusantara.

Dalam salah satu ajaran Islam terdapat hadist Nabi yang menyebutkan “Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina”. Pertanyaannya, kenapa yang disebut Cina, bukan negara-negara Eropa atau lainnya? Padahal menurut Prof Dr Ahmad Baiquni, negeri Cina ketika itu belum Islam. Lalu apa yang harus dipelajari di Cina? Jelas bukan soal agama, melainkan karena kebudayaan dan peradabannya yang tinggi. Masih menurut Prof Dr Ahmad Baiquni, sudah sejak 3000 tahun (30 abad) sebelum kelahiran Islam, ilmu pengetahuan dan teknologi bangsa Cina sudah demikian maju sehingga dikenal sampai ke Timur Tengah khususnya Arab. Mereka sudah menguasai ilmu astronomi bahkan mempunyai tempat-tempat observasi, mampu membuat ramuan untuk mengawetkan mayat sampai membuat obat bahan peledak.

Karena menguasai ilmu astronomi itu dengan mudah orang Cina bisa mengembara sampai ke Timur Tengah.Mereka membuka hubungan dagang sejak Islam mulai berkembang di Timur Tengah sekitar abad ke 7. Mereka memperkenalkan teknologi pembuatan kertas dan tinta serta ilmu cetak, dan ternyata hal ini menarik perhatian orang Arab. Bangsa Arab menyambut baik kedatangan bangsa Cina beserta ilmu-ilmu yang dibawanya, khususnya ilmu cetak. Hal ini disebabkan, saat itu bangsa Arab sangat membutuhkan teknologi pembuatan kertas, tinta, dan ilmu cetak untuk menyatukan tulisan-tulisan Arab yang ditulis pada pelepah kurma, kulit sapi, dan kulit pohon, yang tentu saja media menulis tersebut sangat mudah rusak, sukar dibaca, dan sukar didapat.

Dengan “oleh-oleh” dari bangsa Cina itu pulalah, bangsa Arab kemudian mendapatkan kemudahan untuk menyatukan ayat-ayat Suci Al Qur’an yang diturunkan Allah yang semula juga dicatat bertebaran di pelepah kurma, kulit unta dan lain-lain.. Sebaliknya orang-orang Cina kembali ke negerinya dengan membawa “oleh-oleh” ajaran Islam. Ajaran Islam tersebut kemudian disebarluaskan pada masyarakat Cina yang sudah ditulis di atas kertas dengan tinta serta dicetak dalam jumlah yang banyak. Dapat disimpulkan bahwa bangsa Cina termasuk yang telah mempelopori penyebaran ajaran Islam keluar dari wilayah Timur Tengah dan menyebarkannya ke wilayah Asia lainnya, termasuk nantinya ke wilayah Indonesia yang ada di selatan Cina.

Mulailah orang-orang Cina berdatangan ke Indonesia bukan hanya berdagang, namun seperti ketika mereka ke Arab, orang-orang Cina yang datang ke Indonesia juga membawa “oleh-oleh” kebudayaan mereka, teknologi pembuatan kertas dan tinta serta ilmu cetak- mencetak ditambah ajaran Islam yang baru mereka peroleh dari Arab. Oleh karena itu pada abad ke 7, ajaran Islam mulai dikenal di Nusantara, khususnya di Jawadwipa (kini Jawa), mereka mendarat di Pantai Banten dan menyebarkan Islam di sana. Selain mendarat di Banten, mereka juga ada yang mendarat di Caruban (kini dikenal dengan nama Cirebon) melalui pelabuhan Muharajati yang semula merupakan pelabuhan pusat perdagangan Kerajaan Padjajaran dan Pakuan. Saat kedatangan orang-orang Cina di Bogor, Kerajaan Tarumanegara sudah berdiri dan mereka menyebutnya To-lo-mo (Ta-ru-ma menurut lidah mereka). Di Jawa Tengah mereka mendarat di Semarang dan menyebarkan Islam ke Glagahwangi yang di kemudian hari dikenal sebagai Kerajaan Demak yang dipimpin oleh Pangeran Patah (lebih dikenal Raden Patah). Di daerah ini pula dikenal adanya seorang sultan yang ketika wafat dimakamkan di Gunung Muria sehingga dikenal sebagai Sunan Muria. Di Jawa Timur mereka mendarat di Tuban dan Surabaya. Salah satu dari mereka kemudian menjadi Wali, yang dikenal dengan sebutan Sunan Ampel. Putra dari Sunan Ampel pun menjadi Wali, yaitu Sunan Bonang. Sunan Ampel dan Sunan Bonang lebih dikenal dengan nama pribumi. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah masuknya ajaran Islam di masyarakat Jawa. Di Gresik terdapat makam Sunan Malik Ibrahim atau Maulana Maghribi.

Sebagaimana sudah disebutkan, kedatangan mereka di Pantai Utara Jawa itu di samping menyebarkan ajaran Islam juga budaya Cina. Oleh karena itu di Sunda Kelapa (Pelabuhan kerajaan Padjajaran juga) budaya mereka berbaur dengan kebudayaan penduduk asli yng kemudian menyebut diri mereka sebagai suku Betawi dan hingga kini, kita mengenal kesenian cokek, lenong, dan lain-lain yang merupakan akulturasi budaya Cina dan Betawi, yang kini kemudian diklaim sebagai kesenian Betawi. Musik Tanjidor yang merupakan musik khas Betawi pun beberapa alat musiknya menggunakan alat musik khas Cina, seperti rebab, dan lain-lain. Perhatikan pakaian pengantin Betawi, yang mirip pakaian pengantin di zaman dinasti-dinasti yang berkuasa di Cina pada abad ke 7. Selain itu bahasa Indonesia pun banyak yang berasal dari serapan bahasa Cina, misalnya becak (Bhe-chia), kue (koe), dan teh (tee).

Selain itu makanan-makanan kegemaran sebagian masyarakat Indonesia pun banyak yang berasal dari bahasa Cina, seperti bakmie, bakpao, bakso, bakpya, bakwan dan lain-lain, dan tentunya masyarakat kita tidak lagi mempermasalahkan atau memikirkan dari mana asal makanan yang enak tersebut. Hal ini disebabkan sudah akrabnya makanan-makanan tersebut di kalangan masyarakat Indonesia Tentu saja di samping makanan juga minuman,seperti misalnya daun teh, di mana tanaman ini dikenal berasal dari Cina Selatan. Budaya Betawi dan budaya suku-suku lainnya di Indonesia seperti budaya Sunda, budaya Jawa, adalah sebagian dari akar budaya Indonesia. Jadi budaya Cina yang berakulturasi dengan budaya suku-suku di Indonesia juga merupakan budaya Indonesia.

Di Jawa Tengah (dekat Semarang) mereka mendirikan Klenteng Sam Po-Kong. Di klenteng inilah ditemukan catatan sejarah tentang masuknya Cina ke Jawa, serta uraian bahwa para wali dan tokoh-tokoh pahlawan pun sebagian adalah orang keturunan Cina, misalnya Adipati Unus, Panembahan Jim Bun, Sunan Ampel, Sunan Bonang, dan lain-lain. Prof. Dr. Slamet Muliana telah meneliti dan menghimpun sejarah masuknya Cina ke Jawa yang dibawa para pedagang Cina itu dan dibukukan. Bahkan di dekat Jepara mereka memugar Kerajaan Holing yang dikalangan masyarakat Jawa lebih dikenal dengan nama Keling atau Kalingga. Nama lain dari Holing adalah Chepo (Jawa). Kerajaan ini dipimpin oleh seorang raja putri yang bernama Ratu Shima. Ratu Shima adalah seorang ratu keturunan Cina. Di sekitar Semarang kemudian berdiri kerajaan-kerajaan Islam seperti Demak, Pajang, dan di kawasan inipun terdapat makam Sunan Demak, Sunan Bonang, Sunan Muria, Sunan Giri, dan lain-lain.

Pendatang Cina dan kebudayaannya berkembang pesat di Nusantara. Kini mereka menjadi suku tersendiri yang disebut Suku Tionghoa. Sesungguhnya suku ini sama kedudukannya dengan Suku Jawa, Suku Sunda, Suku Madura, dan lain-lain karena suku ini sama-sama beranak cucu dan sudah menghuni bumi Nusantara setidaknya sejak abad ke 7. Sehingga mereka sebenarnya sama-sama sebagai warga negara Indonesia. Disahkannya UU RI No.12 tahun 2006 (yang menggantikan UU No. 62 tahun 1958) serta dihapusnya kewajiban orang Tionghoa di Indonesia untuk memiliki SBKRI (Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia) melalui keputusan presiden No. 56 tahun 1996. memperkuat kedudukan suku Tionghoa di Indonesia sebagai bagian yang tak terpisahkan dari bangsa Indonesia. Seperti semboyan negara kita “Bhinneka Tunggal Ika” berbeda-beda namun tetap satu. Maka suku-suku di Indonesia tak terkecuali suku Tionghoa merupakan suku yang telah banyak memperkaya kebudayaan Nusantara.

Jumat, 29 Oktober 2010

seni dalam islam

Allah itu indah dan menyukai keindahan. Inilah prinsip yang didoktrinkan Nabi saw., kepada para sahabatnya. Ibnu Mas’ud meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda :
“Tidak masuk surga orang yang di dalam hatinya terbetik sifat sombong seberat atom.” Ada orang berkata,” Sesungguhnya seseorang senang berpakaian bagus dan bersandal bagus.” Nabi bersabda,” Sesungguhnya Allah Maha Indah, menyukai keindahan. Sedangkan sombong adalah sikap menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.” (HR. Muslim).
Bahkan salah satu mukjizat Al-Qur’an adalah bahasanya yang sangat indah, sehingga para sastrawan arab dan bangsa arab pada umumnya merasa kalah berhadapan dengan keindahan sastranya, keunggulan pola redaksinya, spesifikasi irama, serta alur bahasanya, hingga sebagian mereka menyebutnya sebagai sihir.
Dalam membacanya, kita dituntut untuk menggabungkan keindahan suara dan akurasi bacaannya dengan irama tilawahnya sekaligus.
Rasulullah bersabda :
“Hiasilah Al-Qur’an dengan suaramu.”  (HR. Ahmad, Abu Dawud, Nasa’I, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, Darimi)
Maka manusia menyukai kesenian sebagai representasi dari fitrahnya mencintai keindahan. Dan tak bisa dipisahkan lagi antara kesenian dengan kehidupan manusia.
Namun bagaimanakah dengan fenomena sekarang yang ternyata dalam kehidupan sehari-hari nyanyian-nyanyian cinta ataupun gambar-gambar  seronok yang diklaim sebagai seni oleh sebagian orang semakin marak menjadi konsumsi orang-orang bahkan anak-anak ? Bagaimanakah pandangan Islam terhadap hal-hal tersebut ?
Sebaiknya kita kembalikan kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah.  Bahwa dalam Al-Qur’an disebutkan :
“Dan diantara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu sebagai olok-olokan. Mereka itu memperoleh azab yang menghinakan.” (Luqman:6)
Jikalau kata-kata dalam nyanyian itu merupakan perkataan-perkataan yang tidak berguna bahkan menyesatkan manusia dari jalan Allah, maka HARAM nyanyian tersebut. Nyanyian-nyanyian yang membuat manusia terlena, mengkhayalkan hal-hal yang tidak patut maka kesenian tersebut haram hukumnya.

sumber- sumer seni islam;
  1. Al-Quran(segi utama):keindahan pada kefasihan bahasa,keserasian dan keseimbangan kata'mya,keindahan pada isi kandungan yang lengkap dan menyeluruh,keindahan susunan bahasa yang mengalahkan penyair dan penyajak jahiliyah

Islam Mengajarkan Kedamaian

Islam Mengajarkan Kedamaian
 

Kata Islam itu sendiri mengandung makna damai dan sejahtera (assalam). Ini berarti inti ajaran Islam itu sendiri membawa kedamaian dan kesejahteraan.
Memang pembumian nilai-nilai Islam ini masih menjadi pekerjaan rumah para ustad dan pemuka agama. Seringkali diajarkan oleh mereka tidak langsung berkaitan dengan peningkatan akhlak mulya yang harus diwujudnyatakan oleh para pemeluk agama Islam, Seringkali, perilaku negatif dilakukan sejumlah orang yang mengaku beragama.
Di sinilah ironisnya umat beragama dalam berinteraksi dengan sesama manusia. Masih diperlukan pemahaman mendalam tentang esensi ajaran agama yang saling mengasihi satu sama lainnya. Bukankah Nabi Muhammad diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia (al Hadist). Oleh karena itu budi pekerti atau akhlak yang agung perlu dimiliki oleh insan beragama terlebih lagi umat Islam. 
   Islam dikenal sebagai agama yang mengajarkan perdamaian dan mencintai kedamaian. Meski manusia diciptakan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, namun perbedaan itu bukan untuk saling memusuhi apalagi melenyapkan satu sama lain. Justru keragaman itu sebagai wahana saling mengenal dalam suasana yang damai dan harmonis. Namun, belakangan ini ada beberapa kelompok di antara umat beragama yang dengan paradigma keagamaannya mengganggu perdamaian antara sesama manusia. Bagaimana sebenarnya konsep damai dalam Islam? Berikut ini wawancara Reporter CMM dengan KH. Dr. Tarmizi Taher, Ketua Umum PP Dewan Masjid Indonesia (PP DMI):
Bagaimana menurut bapak kontribusi Islam dalam mewujudkan perdamaian?
Kontribusi Islam untuk perdamaian di dunia dan di regional demikian besar dalam sejarah umat manusia. Allah SWT menciptakan manusia untuk saling mengenal dan hidup dalam damai. Akan tetapi, amat disayangkan terjadinya tindak kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok massa yang gaya penampilannya terlihat layaknya Muslim yang saleh, tetapi aksinya jauh dari kesalehan. 
Sejauhmana Bapak melihat perkembangan Islam dan perdamaian itu?
Di Asia Tenggara, Islam berakar dan menyebar dengan relatif damai. Penduduk lokal berpandangan bahwa Islam adalah agama kesucian, sebagaimana para pedagang Islam di India yang memakai pakaian bersih sambil memperkenalkan agama. Penduduk lokal melihat Islam sebagai agama bagi kemajuan ekonomi yang dibawa ke Malaysia dan Indonesia oleh para pedagang kaya. 
Singkatnya, penduduk Hindu melihat Islam sebagai agama orang yang lebih beradab. Islam juga mengajarkan kesetaraan (equality) di kalangan masyarakat. Setiap orang setara di hadapan Allah, kecuali dalam kualitas iman dan ketaatan mereka kepada Allah. Doktrin kesetaraan ini “menyerang” basis sistem kasta Hindu, yang mempercepat konversi damai dan sukarela masyarakat lokal Hindu ke Islam (abad ke-13 s.d.16). 
Bagaimana tanggapan Bapak mengenai kelompok yang sering melakukan aksi kekerasan itu?
Kelompok itu perlu menyadari bahwa Islam, seperti agama-agama lain, mengajarkan nilai-nilai yang mulia mengenai perdamaian dan cinta kepada umat manusia. Harus sadar akan fakta bahwa sebagaimana agama yang lain yang benar, terdapat keragaman luar biasa dalam Islam. Islam mewujudkan dirinya di berbagai negara yang berbeda-beda, dalam tradisi budaya yang beragam, dan dalam konteks etnis, ekonomi, dan politik yang berbeda pula. 
Pemahaman seperti apa yang seharusnya ditanamkan kepada umat?
Kaum Muslim juga perlu menghasilkan literatur guna mengetengahkan pemahaman tentang Islam. Kaum Muslim di tingkat nasional perlu menyadari keragaman mereka, baik secara doktrinal maupun politik. Lebih dari itu, bangsa-bangsa dengan mayoritas Muslim harus tanggap terhadap aspirasi minoritas non-Muslim atau aspirasi politik dan kesetiaan golongan yang berbeda. 
Kaum Muslim memang tengah berhadapan dengan masalah, apakah harus melaksanakan ajaran agamanya secara ketat dengan menghindari tindakan kekerasan atau mengusahakan terwujudnya satu lembaga keadilan untuk memecahkan perbedaan-perbedaan politik dalam negeri. Kegagalan melaksanakan cara-cara damai dalam memecahkan persoalan dalam negeri ini bisa dengan mudah menghasilkan citra internasional Islam yang negatif. 
Terakhir, komunitas Muslim seperti apa yang diharapkan?
Setiap manusia dituntut untuk berlaku adil, baik kepada dirinya sendiri maupun kepada orang lain. Maka, masyarakat dan komunitas Muslim yang terbuka serta yang bisa saling melakukan amar ma’ruf nahi munkar dan intropeksi (wa tawasau bil al-haqq wa tawasau bil al-shabr) adalah masyarakat ideal yang dicita-citakan oleh kedua prinsip Islam: moralitas dan keadilan. Dan, tatanan masyarakat ini sangat menekankan pada inklusivitas dan bukan masyarakat yang eksklusif. Karena, istilah “keadilan” itu sendiri mencerminkan tatanan masyarakat madani, beradab, dan penuh perdamaian: bukan kekerasan.(CMM) 
Begitulah sunnatullah. Begitu indah sekali aturan-Nya. Betapa adilnya Dia, menciptakan setiap benda secara seimbang.

Begitu juga halnya dalam persahabatan. Setiap sahabat mempunyai keistimewaan yang telah ditetap Allah sejak azali lagi. Ada sahabat yang kasar, tetapi lembut hatinya, ada sahabat yang nakal, tetapi suka mengambil berat, ada sahabat yang garang, tetapi sebenarnya adalah penyayang dan pelbagai lagi. Macam-macam corak sahabat yang kita boleh dapati setelah bersahabat dengan seseorang.